Sabtu, 22 Februari 2014

PERAN KOMPONEN VASKULER PADA PROSES KOAGULASI



BAB I
PENDAHULUAN

Hemostasis adalah peristiwa berhentinya mengalirnya darah dari pembuluh darah yang mengalami trauma (Depkes RI 1989).
Hemostasis adalah mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan secara spontan. Pada sistem hemostasis terjadi kerusakan karena akibat dari adanya trauma pada pembuluh darah maka respon yang pertama kali adalah respon dari vaskuler/kapiler yaitu terjadinya kontraksi dari kapiler disertai dengan extra-vasasi dari pembuluh darah, akibat dari extra vasasi ini akan memberikan tekanan pada kapiler tersebut (adanya timbunan darah disekitar kapiler).
Hemostasis adalah mekanisme yang memainkan peran agar darah tetap ada dalam pembuluh darah. Hemostasis tidak sama dengan koagulasi darah. Pada koagulasi darah, merupakan suatu rangkaian proses yang gterjadi, dengan hasil akhir terbentuknya fibrin. Sedang pada hemostasis merupakan suatu mekanisme yang mencakup suatu kegiatan yang saling berkaitan dari : pembuluh darah, trombosit, faktor koagulasi, dan faktor fibrinolitik, dengan tujuan untuk mempertahankan dan memperbaiki integritas pembuluh darah dengan hasil akhir adalah berhentinya perdarahan.
Ada 3 komponen yang berperan dalam terlaksananya hemostasis, yaitu :
1.      Pembuluh darah
2.      Trombosit
3.      Koagulasi Darah dan Fibrinolisis
Salah satu komponen yang berperan dalam hemostasis adalah komponen vaskuler. Dalam komponen vaskuler terdiri dari pembuluh darah, diantaranya pembuluh darah arteri, pembuluh darah vena, dan sistem mikrosirkulasi dimana sistem ini membawa darah dari jantung ke seluruh organ dan jaringan lain dan kemudian membawa darah kembali ke jantung.
Arteri : Dindingnya berotot dan kenyal, hanya trauma yang berat atau kelainan vaskuler yang dapat menyebabkan arteri pecah. Arteri tersusun atas otot polos yang tebal dan serat elastis. Serat yang kontraktil dan elastis membantu menahan tekanan yang dihasilkan saat jantung mendorong darah menuju sirkulasi sistemik.
Vena : dindingnya lebih tipis dan kurang kenyal, maka tergantung pada ukuran dan lokasinya vena dapat pecah oleh karena trauma biasa.
Sistem mikrosirkulasi : terdiri dari arteriole, kapiler, dan venule. Dinding yang tipis, tekanan rendah dan aliran darah yang lambat melalui pembuluh-pembuluh ini menyebabkan terjadinya pertukaran gas antara plasma dan cairan ekstra vaskuler. Juga struktur anatomi yang halus dari sistem mikrosirkulasi akan mempermudah timbulnya perdarahan apabila ada trauma yang ringan.
Sistem vaskular merupakan bagian dari sistem sirkulasi manusia. Sistem ini disusun oleh sambungan dari pipa-pipa yang dikenal dengan pembuluh darah. Berdasarkan fungsinya, pembuluh darah terbagi atas 3 tipe yakni, arteri, vena, dan kapiler. Arteri mengangkut darah  yang kaya oksigen dan nutrisi dari jantung untuk disebarluaskan ke seluruh tubuh. Sesuai dengan fungsi tersebut, maka arteri bersifat fleksibel dan kuat, agar bisa mengembang dan mengerut saat menerima dan mengosongkan darah.
Berbeda dengan arteri, pembuluh darah vena justru mengangkut darah yang kaya dengan sisa metabolisme, sampah, toksin, dan senyawa merugikan lainnya dari seluruh tubuh untuk dibersihkan di jantung. Sesuai pula dengan tugasnya itu, maka vena bersifat kurang aktif dan kurang elastis ketimbang arteri. Vena memiliki katup yang membuka untuk membiarkan darah masuk dan menutup untuk mencegah darah menggenang di kaki dan bagian lain, akibat gaya tarik gravitasi. Sedangkan kapiler yang ukurannya sangat kecil, berfungsi untuk pertukaran darah dan sel tubuh.
Segala hal yang terjadi dalam darah dan pembuluh darah benar-benar rumit dan saling berkaitan. Gangguan terkecil pun pada sistem sirkulasi ini bisa menimbulkan masalah kesehatan yang sangat serius. Pembuluh drah memiliki satu atau lebih lapisan otot polos yang mengelilingi sel endotel yang menutupi eprmukaan lumen. Apabila pembuluh rusak, otot-otot ini berkonstriksi dan mempersempit jalur yang dilalui oleh darah dan kadang-kadang menghentikna secara total aliran darah. Vase pembuluh darah pada hemostasis ini hanya mengenai arteriol dan pembuluh kapiler-kapilernya; pembuluh besar taidak cukup dapat berkonstriksi untuk mencegah pengeluaran darah. Bahkan pada pembuluh yang halus, vaso konstriksi hanya menghasilkan hemostasis paling singkat.










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sistem Vaskuler
Sistem vaskuler  adalah sistem pembuluh darah yang berfungsi sebagai tempat mengalirnya darah dari jantung dan menyabar keseluruh jaringan tubuh dan kembali ke jantung. Pembuluh darah aorta sampai di arteoli disebut pembuluh darah arteri, sedangkan pembuluh darah venolus sampai dengan vena kava disebut pembuluh darah vena.
Fungsi utama pembuluh darah arteri adalah untuk mendistribusikan darah yang kaya oksigen dari jantung ke seluruh jaringan tubuh, sedangkan fungsi utama pembuluh darah vena adalah untuk mengalirkan darah yang membawa sisa metabolisme dan karbon dioksida dari janringan kembali ke jantung. Pada peredaran darah paru, pembuluh darah arteri memiliki kandungan yang miskin oksigen dan banyak karbon dioksid, sedangkan pembuluh vena mengandung darah yang kaya oksigen.

B.     Pembagian Sistem Vaskuler
Secara anatomis sistem vaskuler dibagi dalam 3 bagian yaitu sistem distribusi, sistem difusi dan sistem pengumpul.
1.      Sistem distribusi
Sistem ini terdiri dari artei dan arteriola yang berfungsi sebagai pentranspor atau penyaur darah ke semua organ dan jaringan sel tubuh serta mengatur alirannya ke bagian-bagian tubuh yang membutuhkan.
2.      Sistem difusi
Adalah pembuluh darah kapiler yang ditandai dengan dindingnya yang tersusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya proses difusi suatu bahan di dalamnya, seperti karbon dioksida, oksigen, zat gizi dan sisa metabolism hingga sel darah dapat melaluinya.
3.      Sistem pengumpul
Sistem berfungsi menerima dan mengumpulkan darah dari kapiler dan pembuluh limfe langsung dari system vena yang berfungsi mengalirkan kembali darah ke jantung. Sistem saluran vaskuler merupakn sistem tertutup. Darah yang terdapat dalam pembunuh vena dapat dipompakan oleh jantung ke dalam sistem pembuluh darah arteri kemudian kembali ke vena.Kontraksi dan relaksasi jantung menimbulkan perubahan tekanan yang mampu memompakan darah dari jantug dan kembali ke jantung.

C.    Mekanisme Sistem Vaskuler Terhadap Hemostasis
Pembentukan sumbat hemostatik dimulai dengan kerusakan pembuluh darah, kerusakan jaringan, atau keduanya, yang menyebabkan terjadinya suatu proses yang berantai. Cedera vaskuler biasanya berkaitan dengan kontraksi pembuluh darah (vasokonstriksi), aktifasi kontak trombosit diikuti oleh agregasi trombosit, dan pengaktifan jenjang koagulasi. Pada keadaan normal, lapisan endotel pembuluh darah bersifat halus/mulus dan tidak terputus. Kerusakan terhadap lapisan endotel ini menyebabkan kolagen dibawahnya terpajan, tempat trombosit dalam sirkulasi melekat (adhesi trombosit). Hal ini, pada gilirannya, memicu rekrutmen lebih banyak trombosit untuk “menyumbat” pembuluh yang cedera (agregasi trombosit). Dinding pembuluh juga merupakan sumber faktor Von Willebrand dan zat anti agregasi trombosit protasiklin.




DAFTAR PUSTAKA

-        Sacher,Ronald & Richard A. McPharson. 2004.Tinjauan Klinis Hasil   Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
-        Setiabudy, R.2009.Hemostasis dan Trombosis.Jakarta: FKUI
-        Anonim. 2011.Vaskuler. http://buntill. wordpress.com /2010/02/21/vaskuler. Di unduh4 September 2013 [15:29]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laboratorium Parasitologi Representatif

BAB I PENDAHULUAN Parasitologi adalah adalah suatu ilmu cabang biologi yang mempelajari tentang semua organisme parasit. Dalam ...