Minggu, 23 Februari 2014

SINDROM METABOLIK


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Definisi
Sindrom metabolic merupakan suatu kondisi dimana seseorang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi), kegemukan, kadar gula darah tinggi, dan kadar lemak darah tidak normal.  Ketika kondisi tersebut terjadi pada waktu yang sama dalam satu orang, maka orang tersebut memiliki resiko penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes. Etiologi sindrom metabolic belum dapat diketahui secara pasti. Suatu hipotesis menyatakan bahwa penyebab primer  dari sindrom metabolic adalah resistensi insulin. Resistensi insulin mempunyai korelasi dengan timbunan lemak visceral yang dapat ditentukan dengan pengukuran lingkar pinggang waist to hip ratio. Hubungan antara resistensi insulin dan penyakit kardiovaskuler diduga di mediasi oleh terjadinya stress oksidatif yang menimbulkan disfungi endotel yang akan menyebabkan kerusakan vascular dan pembentukan areteroma. Hipotesis lain menyatakan bahwa terjadi perubahan hormonal yang mendasari terjadinya obesitas abdominal. Suatu studi membuktikan bahwa pada individu yang mengalami peningkatan kadar kortisol didalam serum (yang disebabkan oleh stress kronik) mengalami obesitas abdominal, resistensi insulin dan dislipidemia. Para peneliti juga mendapatkan bahwa ketidakseimbangan aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal yang terjadi akibat stress akan menyebabkan terbentuknya hubungan antara gangguan psikososial dan infark miokard.
Dalam Sindrom Metabolik tersebut terdapat gangguan metabolismepada :
1.      Karbohidrat
2.      Lipid
3.      Protein
Gangguan karbohidrat pada Sindrom Metabolik memungkinkan terjadinya Obesitas..Obesitas adalah kelebihan jaringan lemak dimana IMT diatas 30kg/m2, kelebihan jaringan lemak tersebut memungkinkan adanya gangguan pada metabolisme lipid berupa hyperlipidemia sehingga dibutuhkan pengangkut hasil metabolic yang banyak. Dalam kondisi tersebut sel-sel mengalami dehidrasi sehingga mengalami hiperalbuminemia yang merupakan gangguan pada metabolisme protein.
                        Interprestasi hasil untuk obesitasberdasarkan kriteria WHO 1998 adalah :
Komponen
Kriteria diagnosis WHO :
Resistensi insulin plus :
Obesitas abdominal/ sentral
Waist to hip ratio :
Laki2 : > 0.90
Wanita : > 0.85, atau
IMB > 30 kg/m2
Hipertrigliseridemia
³ 150 mg/dl (³ 1.7 mmol/L)
HDL Cholesterol
♂ < 35 mg/dl (< 0.9 mmol/L)
♀ < 39 mg/dl (< 1.0 mmol/L
Hipertensi
TD ³ 140/90 mmHg atau
riwayat terapi anti hipertensif
Kadar glukosa darah tinggi
Toleransi glukosa terganggu,
glukosa puasa terganggu,
resistensi insulin atau DM
Mikroalbuminuri
Ratio albumin urin dan
kreatinin 30 mg/g atau laju
ekskresi albumin 20
mcg/menit


Berdasarkan table diatas, WHO menggunakan acuan obesitas abdominal/central karena obesitas berhubungan dengan kurangnya reseptor insulin pada otot, hati dan lemak. Hal tersebut akan memperberat resistensi insulin yang menyebabkan kenaikan gliserol. Otot rangka merupakan jaringan yang paling sensitive terhadap insulin dalam tubuh dan merupakan target utama terjadinya resistensi insulin. Resistensi insulin adalah dasar terjadinya kadar glukosa darah menjadi tinggi, peningkatan trigliserida dalam darah (hipertrigliseridemia), penurunan kolesterol HDL dan hipertensi. Kadar albumin dalam urine dapat menjadi acuan adanya sindrom metabolic karena albumin berfungsi mengatur cairan didalam maupun diluar sel yang kemudian dapat mempengaruhi metabolisme lipid.Kadar HDL menjadi acuan dalam tubuh karena sifat HDL mudah larut dalam air sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Banyaknya jumlah LDL akan diikat oleh HDL agar mundah dicerna oleh tubuh, apabila jumlah HDL kurang dari normal maka LDL tidak dapat dicerna oleh tubuh dan akan menumpuk pada pembuluh darah.
  1. Faktor resiko
Faktor resiko ini ada yang bisa diubah dan ada yang tidak bisa diubah.
1.      Yang tidak bisa diubah antara lain :
·         Pertambahan usia
·         Keturunan (genetic)
·         Jenis kelamin
2.      Yang bisa diubah antara lain :
·         Kegemukan
·         Kadar gula darah tinggi
·         Tekanan darah tinggi
·         Kadar kolesterol tidak normal
·         Kadar trigliseida tinggi
·         Pola makan yang salah
·         Kehidupan yang stress
·         Penggunaan substansi yang merugikan kesehatan seperti : alcohol, rokok, atau obat-obatan yang fungsinya menaikkan gula darah seperti kortikosteroid.;
·         Kolesterol HDL
  1. Kasus
a)      Identifikasi masalah
Melati berusia 14 tahun, berat badan 83 kg, tinggi badan 160 cm, mengeluh sering sakit kepala sejak dua bulan yang lalu dan sakit kepalanya menghilang setelah mengkonsumsi obat analgesic dan istirahat. Dua bulan terakhir dia mudah merasa lelah dan 3 bulan terakhir dia sering merasa haus dan sering berkemih.
b)      Riwayat
·         Ayah penderita hipertensi
·         Ibu dan kakek penderita diabetes
·         Melati mempunyai nafsu makan yang besar sejak kecil
c)      Pemeriksaan fisik
·         Tekanan darah 160/95 mm/Hg
·         Acanthosis nigricans
·         Central obesity (diameter perut 110 cm)
d)      Pemeriksaan laboratorium
·         Reduksi urine ++
·         Mikroalbuminuria +
·         Glukosa darah 298 mg/dl
·         HbA1C 8,6 %
·         BSN 146 mg/dl
·         Kreatinin klirens 120 ml/menit/1,73 m2
·         BSPP 246 mg/dl
·         Albumin 4,8 g/dl
·         Kolesterol total 220 mg/dl
·         Kolesterol HDL 38 mg/dl
·         Trigliserida 237 mg/dl

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Analisis Masalah
1.      BMI melati dan Interprestasinya
BMI =
BMI =
BMI = 32,421 kg/m2
Berdasarkan criteria WHO 1998, melati mengalami obesitas tingkat 1 yang memiliki resiko kesehatan tingkat tinggi.
Normal 18,5 -24,9 kg/m2
Overweight :> 25
·         Pre obesitas : 25,0 – 29,9 kg/m2 (meningkat)
·         Obesitas 1 : 30,0 – 34,9 kg/m2 (sedang)
·         Obesitas 2 : 35,0 – 39,9 kg/m2 (berbahaya)
·         Obesitas 3 : > 40,0 kg/m2 (sangat berbahaya)
Penyakit yang beresiko muncul akibat obesitas :
·         Diabetes type 2
·         Hipertensi
·         Stroke
·         Infark Miokardium
Berat Badan ideal untuk Melati diukur dengan cara Borca, yaitu :
BB ideal = (TB – 100) – 10% (TB -100)
                    = (160 – 100) – 10% (160 – 100)
                    = 54 kg
Tinggi Badan rata-rata pada perempuan usia 14 tahun berdasarkan NCHS 2002 adalah 63,8 inch atau 162 cm
2.      Sakit kepala Melati sejak 2 bulan terakhir
Sakit kepala yang dialami Melati utamanya berkaitan dengan Prostagladin.Patologisnya adalah Melati memiliki hipertensi akibat kandungan lipid yang tinggi terutama kadar LDL dalam pembuluh darah. Hal tersebut menyumbat pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi).Hal ini menyebabkan mudahnya terjadi perubahan vascular, perubahan vascular ini baik langsung maupun tidak langsung menyebabkan stimulus nyeri yang ditangkap oleh nosiseptor pada sel yang bersangkutan.Kerusakan tersebut menimbulkan rangsangan ke hipotalamus untuk memproduksi prostaglandin.

3.      Penyebab Melati mudah lelah sejak dua bulan terakhir
Disebabkan karena resistensi insulin yang dialami Melati sehingga terjadi gangguan pada sel tubuhnya untuk menggunakan glukosa yang ada di plasma walaupun kadar glukosa darah tinggi, sehingga aktifitas pembentukan energy yang berasal dari glukosa menjadi berkurang dan energy yang terbentuk  sedikit sekali. Apabila nilai glukosa darah meningkat diatas 180 mg/dl (nilai ambang darah untuk timbulnya glukosa dalam urine).Volume urine meningkat akibat terjadinya dieresis osmotic dan kehilangan air yang bersifat obligatorik pada saat bersamaan (poliuria), kejadian ini selanjutnya menyebabkan dehidrasi (hiperosmolaritas). Glukosuria menyebabkan kehilangan kalori yang cukup besar (4,1 kkal / gram karbohidrat yang disekresikan keluar) sehingga hal tersebut menyebabkan Melati lelah berlebihan. Energi dihasilkan apabila terdapat glukosa dan oksigen. Pada kasus Melati, kadar Hb yang mengikat oksigen dalam darah mengalami penurunan transport oksigen. Sedikitnya oksigen ini mengakibatkan sedikit glukosa yang dipecah menjadi energy, akibatnyv Melati menjadi mudah lelah.

4.      Sering  haus dan buang air kecil
Polidipsi (sering haus) รจ dehidrasi sel รจ volume cairan ekstraseluler menurun รจ poliuria รจ dieresis osmotic รจ glikosuria รจ kadar gula darah yang akan direabsorbsi di tubulus ginjal meningkat รจ filtrasi di tubulus ginjal meningkat dan hiperosmotik plasma รจ ekstraseluler hiperglikemia รจ glukosa tetap disirkulasi รจ gangguan transduksi GLUT 4 mengikat glukosa untuk masuk  kedalam sel รจ hiperinsulinemia รจ resistensi insulin.

5.      Hubungan lelah, mudah haus, sering buang air kecil, dan polifagi
Mekanisme : Melati memiliki nafsu makan yang tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa asupan glukosa yang didapatnya juga tinggi. Pada keadaan normal hal ini tidak akan menjadi masalah. Tetapi pada kasus ini terlihat beberapa gejala klinis yang dialami oleh Melati dan hal itu diduga terjadi akibat adanya gangguan pada proses pengaturan metabolisme glukosa yang melibatkan insulin. Mungkin karena sekresinya yang berkurang, kerusakan pada sel yang memproduksinya, ataukarena reseptornya yang kurang sensitive terhadap pengikatan glukosa.
Pada kasus ini Melati mengalami dislipidemia yang mengacu pada hiperglikemia. Suatu keadaan yang hiperglikemia akan mempengaruhi kerja tubulus ginjal mengingat perannya mereabsorbsi kembali glukosa. Kadar glukosa yang dapat ditoleransi oleh ginjal hanya mencapai 160-180 mg/dl. Jika lebih dari kadar tersebut maka akan terjadi glikosuria, glukosa keluar bersama urine. Pengeluaran kadar glukosa yang tinggi ini membutuhkan air yang cukup banyak. Pada kasus Melati, kemungkinan terjadi gangguan reseptor insulin untuk mengaktifkan GLUT 4 yang akan membawa glukosa masuk ke dalam sel. Keadaan ini akan menimbulkan hiperglikemik pada ECF dan hipoglikemik pada ICF, memaksa tubuh untuk mempertahankan homeostasis dengan cara pengeluaran urine yang meningkat (poliuri).
Setelah terjadi poliuria maka kadar glukosa darah akan  menurun tetapi bersamaan dengan itu, air yang digunakan untuk transport glukosa juga telah banyak hilang sehingga menyebabkan respon rasa haus pada hipotalamus hingga akhirnya terjadi polidipsi.
Gangguan insulin dan reseptornya membuat glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga proses glikolisis juga terganggu, akhirnya energy yang dihasilkan akan berkurang dan menyebabkan lemas. Disamping itu sel kekurangan glukosa akan menyebabkan respon untuk makan banyak.
Penyebab polifagi : Polifagi timbul karena terjadinya poliuria dan polidipsi, dimana ketika tubuh tidak sanggup memetabolisme karbohidrat yang kita makan akibat terjadinya resistensi insulin, tubuh akan kehilangan kalori, sehingga rasa lapar semakin besar.
Dampak polyphagia: Nafsu makam yang berlebihan sejak kecil merupakan salah satu factor penyebab obesitas yang dialami Melati. Pada orang obesitas biasanya terjadi pembesaran pada sel-sel lemaknya sehingga mempengaruhi reseptor insulin yang terdapat di sel yang berakibat pada perubahan struktur/bentuk reseptor sehingga insulin tidak dapat berikatan dengan reseptornya di sel.
6.  Hubungan antara obesitas dengan resistensi insulin dan terjadinya  hiperglikemia:
Hiperglikemia รจ transportasi glukosa kedalam sel tergangguรจtransmisi sinyal tidak terjadiรจaktifitas tirosinkinase hilangรจikatan antara insulin dan reseptor tidak terjadiรจreseptor IGF-1 di sel di sel selain sel adipose menjadi rusakรจpengaturan kerja insulin kacauรจhiperinsulinemiaรจ respon tubuh : produksi lebih insulin รจpada orang obesitas, jumlah reseptor IGF-1 yang juga merupakan reseptor untuk insulin berkurang.
7.      Hubungan penyakit melati dengan riwayat keluarga
           Diabetes mellitus adalah penyakit multifaktorial inheritance. Keturunan atau herediter hanya sebagai factor predisposisi, yang dipengaruhi oleh lingkungan dan gaya hidup. Hipertensi yang memiliki predisposisi genetic adalah hipertensi primer. Ibu melati menderita diabetes, apabila seorang wanita memiliki kadar glukosa yang tinggi selama masa kehamilan maka fetus akan ikut melakukan proses adaptasi dengan cara meningkatkan kerja insulin yang dihasilkan sel beta pulau Langerhans dan kemungkinan besar melati dilahirkan dalam kondisi giant baby. Hal itu pula yang memicu perubahan nilai normal pusat lapar pada Melati sehingga ia memiliki nafsu makan yang lebih besar dibandingkan anak-anak normal.
8.      Lemak dan kolesterol abnormal.
Kadar asam lemak merupakan predictor yang kuat untuk resistensi insulin. Adanya glukosa dalam tubuh yang berlebihan selain diubah menjadi glikogen juga diubah menjadi lemak.Lemak disimpan dalam bentuk trigliseride.Kadar normal trigliserid adalah kurang dari 200 mg/dl. Pada kasus Melati kadar Trigliseride adalah 237 mg/dl sehingga abnormal/hiperlipidemia. Kolesterol LDL membawa trigliserid dari hati ke sel tubuh dan kolesterol ke jaringan adipose. Selain itu lemak di absorbsi dalam bentuk kilomikron, sebagian kilomikron akan disimpan dalam bentuk trigliseride pada sel-sel adipose. Sedangkan sebagian lagi dibawa ke hati dan diubah menjadi kolesterol, yang utamanya adalah LDL dan HDL. Kadar koleterol total  < 200 mg/dl (pada kasus Melati kolesterol total 220mg/dl sedangkan kolesterol HDL membawa kolesterol di dalam darah menuju hati untuk dikeluarkan dari hati dalam bentuk empedu. Kadar normal LDL adalah< normal) dan kadar normal HDL adalah 130 mg/dl (pada kasus Melati LDL 105 mg/dl sehingga abnormal dan kadar HDL Melati adalah 38 mg/dl). Protein plasma normal.
Hiperalbuminemia dapat membuat plasma intrasel tertarik ke extrasel, sehingga menyebabkan sel-sel mengalami dehidrasi dan karena terjadinya peningkatan metabolisme lemak atau lipolisis meningkat sehingga dibutuhkan pengangkut hasil metabolic (FFA). Kadar albumin dalam serum adalah 3,8 – 4,4 g/dl (pada kasus Melati 4,8 g/dl).
 9.      Tekanan darah pada kasus melati
Tekanan darah adalah tekanan yang membantu aliran darah ke pembuluh darah. Tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika darah di arteri terlalu tinggi. Tekanan darah tinggi akan merusak pembuluh darah. Jika tekanan darah tinggi berlngsung dalam jangka waktu yang lama maka pembuluh darah akan menebal dan menjadi kurang fleksibel. Hal ini disebut dengan arteriosklerosis dan dapat mempengaruhi pembuluh arteri yang memberikan darah ke jantung. Faktor resiko metabolic sindrom adalah saat tekanan darah lebih dari 130/85 mmHg.
B.     Patogenesisi pada kasus Melati.
Kegemukan timbul akibat penumpukan simpanan energi akibat kelebihan asupan dibanding mobilisasi.Obesitas adalah kelebihan jaringan lemak dimana IMT diatas 30kg/m2.Diabetes dapat terjadi pada penderita obesitas karena adanya resistensi insulin.Seiring pertambahan berat badan, tubuh kurang responsive terhadap efek insulin. Akibatnya pancreas akan memproduksi insulin lebih banyak lagi sehingga akan mengakibatkan hiperinsulinemia. Ketika kompensasi tersebut tidak dapat mengimbangi keadaan resistensi insulin, terjadilah diabetes tipe 2 yang ditandai dengan tingginya gula darah.Obesitas juga berhubungan dengan adanya kekurangan reseptor insulin pada otot, hati dan sel lemak. Hal ini akan memperberat resistensi insulin. Akibat lain kurangnya pengaruh insulin adalah mobilisasi lemak yang dapat dilihat dengan adanya kenaikan FFA dan gliserol. Kurangnya aktifitas fisik dan olahraga merupakan factor penting terjadinya DM tipe II. Otot rangka merupakan jaringan yang paling sensitif terhadap insulin didalam tubuh dan merupakan target utama terjadinya resistensi insulin. Reaven mengatakan bahwa resistensi insulin adalah dasar terjadinya hiperinsulinemia, peningkatan trigliserida, penurunan kolesterol HDL dan hipertensi. Kaplan menganggap bahwa resistensi insulin dan hiperinsulinemia disebabkan oleh 4 hal : obesitas, intoleransi glukosa, hipertrigliseridemia dan hipertensi.
Pada kasus Melati apabila dihubungkan table kriteria diagnosis sindrom metabolic menurut WHO tahun 1998 adalah sebagai berikut
Komponen
Kriteria diagnosis WHO :
Resistensi insulin plus :
Hasil Laboratorium pasien
Obesitas abdominal/ sentral
Waist to hip ratio :
Laki2 : > 0.90;
Wanita : > 0.85, atau
IMB > 30 kg/m2
32,421 kg/m2 ( > 30 kg/m2)
Hipertrigliseridemia
150 mg/dl (1.7 mmol/L)
237 mg/dl
HDL Cholesterol
♂ < 35 mg/dl (< 0.9 mmol/L)
♀ < 39 mg/dl (< 1.0 mmol/L
38 mg/dl
Hipertensi
TD ³ 140/90 mmHg atau
riwayat terapi anti hipertensif
160/95 mmHg
Kadar glukosa darah tinggi
Toleransi glukosa terganggu,
glukosa puasa terganggu,
resistensi insulin atau DM
298 mg/dl
Mikroalbuminuri
Ratio albumin urin dan
kreatinin 30 mg/g atau laju
ekskresi albumin 20mcg/menit
Albumin : 4,8 g/dl
Kreatinin : 120 ml/menit (1,73 m2)



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan kasus diatas dapat disimpulkan bahwa Melati menderita sindrom metabolik yang diikuti dengan Diabetes Melitus yang disebabkan karena pola makan yang kurang baik, hal tersebut ditandai dengan:
·         Hipertrigliseridemia
·         HDL cholesterol rendah
·         Hipertensi
·         Kadar glukosa darah tinggi
·         Mikroalbuminuria
·         Obesitas
·         hiperglikemi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laboratorium Parasitologi Representatif

BAB I PENDAHULUAN Parasitologi adalah adalah suatu ilmu cabang biologi yang mempelajari tentang semua organisme parasit. Dalam ...