Komponen
|
Kriteria diagnosis WHO :
Resistensi insulin plus :
|
Obesitas abdominal/ sentral
|
Waist to hip ratio :
Laki2 : > 0.90
Wanita : > 0.85, atau
IMB > 30 kg/m2
|
Hipertrigliseridemia
|
³ 150 mg/dl (³ 1.7
mmol/L)
|
HDL Cholesterol
|
♂ < 35 mg/dl (< 0.9
mmol/L)
♀ < 39 mg/dl (< 1.0
mmol/L
|
Hipertensi
|
TD ³ 140/90 mmHg atau
riwayat terapi anti hipertensif
|
Kadar glukosa darah tinggi
|
Toleransi glukosa terganggu,
glukosa puasa terganggu,
resistensi insulin atau DM
|
Mikroalbuminuri
|
Ratio albumin urin dan
kreatinin 30 mg/g atau laju
ekskresi albumin 20
mcg/menit
|
Berdasarkan
table diatas, WHO menggunakan acuan obesitas abdominal/central karena obesitas
berhubungan dengan kurangnya reseptor insulin pada otot, hati dan lemak. Hal
tersebut akan memperberat resistensi insulin yang menyebabkan kenaikan
gliserol. Otot rangka merupakan jaringan yang paling sensitive terhadap insulin
dalam tubuh dan merupakan target utama terjadinya resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah dasar terjadinya kadar glukosa darah menjadi tinggi,
peningkatan trigliserida dalam darah (hipertrigliseridemia), penurunan
kolesterol HDL dan hipertensi. Kadar albumin dalam urine dapat menjadi acuan
adanya sindrom metabolic karena albumin berfungsi mengatur cairan didalam maupun
diluar sel yang kemudian dapat mempengaruhi metabolisme lipid.Kadar HDL menjadi
acuan dalam tubuh karena sifat HDL mudah larut dalam air sehingga mudah dicerna
oleh tubuh. Banyaknya jumlah LDL akan diikat oleh HDL agar mundah dicerna oleh
tubuh, apabila jumlah HDL kurang dari normal maka LDL tidak dapat dicerna oleh
tubuh dan akan menumpuk pada pembuluh darah.
- Faktor resiko
Faktor
resiko ini ada yang bisa diubah dan ada yang tidak bisa diubah.
1.
Yang
tidak bisa diubah antara lain :
·
Pertambahan
usia
·
Keturunan
(genetic)
·
Jenis
kelamin
2.
Yang
bisa diubah antara lain :
·
Kegemukan
·
Kadar
gula darah tinggi
·
Tekanan
darah tinggi
·
Kadar
kolesterol tidak normal
·
Kadar
trigliseida tinggi
·
Pola
makan yang salah
·
Kehidupan
yang stress
·
Penggunaan
substansi yang merugikan kesehatan seperti : alcohol, rokok, atau obat-obatan
yang fungsinya menaikkan gula darah seperti kortikosteroid.;
·
Kolesterol
HDL
- Kasus
a)
Identifikasi
masalah
Melati
berusia 14 tahun, berat badan 83 kg, tinggi badan 160 cm, mengeluh sering sakit
kepala sejak dua bulan yang lalu dan sakit kepalanya menghilang setelah
mengkonsumsi obat analgesic dan istirahat. Dua bulan terakhir dia mudah merasa
lelah dan 3 bulan terakhir dia sering merasa haus dan sering berkemih.
b)
Riwayat
·
Ayah
penderita hipertensi
·
Ibu
dan kakek penderita diabetes
·
Melati
mempunyai nafsu makan yang besar sejak kecil
c)
Pemeriksaan
fisik
·
Tekanan
darah 160/95 mm/Hg
·
Acanthosis
nigricans
·
Central
obesity (diameter perut 110 cm)
d)
Pemeriksaan
laboratorium
·
Reduksi
urine ++
·
Mikroalbuminuria
+
·
Glukosa
darah 298 mg/dl
·
HbA1C
8,6 %
·
BSN
146 mg/dl
·
Kreatinin
klirens 120 ml/menit/1,73 m2
·
BSPP
246 mg/dl
·
Albumin
4,8 g/dl
·
Kolesterol
total 220 mg/dl
·
Kolesterol HDL 38 mg/dl
·
Trigliserida
237 mg/dl
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis
Masalah
1.
BMI
melati dan Interprestasinya
BMI =
BMI = 
BMI = 32,421 kg/m2
Berdasarkan criteria
WHO 1998, melati mengalami obesitas tingkat 1 yang memiliki resiko kesehatan
tingkat tinggi.
Normal 18,5 -24,9 kg/m2
Overweight :> 25
·
Pre
obesitas : 25,0 – 29,9 kg/m2 (meningkat)
·
Obesitas
1 : 30,0 – 34,9 kg/m2 (sedang)
·
Obesitas
2 : 35,0 – 39,9 kg/m2 (berbahaya)
·
Obesitas
3 : > 40,0 kg/m2 (sangat berbahaya)
Penyakit yang beresiko
muncul akibat obesitas :
·
Diabetes
type 2
·
Hipertensi
·
Stroke
·
Infark
Miokardium
Berat
Badan ideal untuk Melati diukur dengan cara Borca, yaitu :
BB ideal =
(TB – 100) – 10% (TB -100)
= (160 – 100) – 10% (160 – 100)
= 54 kg
Tinggi
Badan rata-rata pada perempuan usia 14 tahun berdasarkan NCHS 2002 adalah 63,8
inch atau 162 cm
2.
Sakit
kepala Melati sejak 2 bulan terakhir
Sakit
kepala yang dialami Melati utamanya berkaitan dengan Prostagladin.Patologisnya
adalah Melati memiliki hipertensi akibat kandungan lipid yang tinggi terutama
kadar LDL dalam pembuluh darah. Hal tersebut menyumbat pada dinding pembuluh
darah sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi).Hal ini
menyebabkan mudahnya terjadi perubahan vascular, perubahan vascular ini baik
langsung maupun tidak langsung menyebabkan stimulus nyeri yang ditangkap oleh
nosiseptor pada sel yang bersangkutan.Kerusakan tersebut menimbulkan rangsangan
ke hipotalamus untuk memproduksi prostaglandin.
3.
Penyebab
Melati mudah lelah sejak dua bulan terakhir
Disebabkan
karena resistensi insulin yang dialami Melati sehingga terjadi gangguan pada
sel tubuhnya untuk menggunakan glukosa yang ada di plasma walaupun kadar
glukosa darah tinggi, sehingga aktifitas pembentukan energy yang berasal dari
glukosa menjadi berkurang dan energy yang terbentuk sedikit sekali. Apabila nilai glukosa darah
meningkat diatas 180 mg/dl (nilai ambang darah untuk timbulnya glukosa dalam
urine).Volume urine meningkat akibat terjadinya dieresis osmotic dan kehilangan
air yang bersifat obligatorik pada saat bersamaan (poliuria), kejadian ini
selanjutnya menyebabkan dehidrasi (hiperosmolaritas). Glukosuria menyebabkan
kehilangan kalori yang cukup besar (4,1 kkal / gram karbohidrat yang
disekresikan keluar) sehingga hal tersebut menyebabkan Melati lelah berlebihan.
Energi dihasilkan apabila terdapat glukosa dan oksigen. Pada kasus Melati,
kadar Hb yang mengikat oksigen dalam darah mengalami penurunan transport
oksigen. Sedikitnya oksigen ini mengakibatkan sedikit glukosa yang dipecah
menjadi energy, akibatnyv Melati menjadi mudah lelah.
4.
Sering
haus dan buang air kecil
Polidipsi
(sering haus) รจ
dehidrasi sel รจ
volume cairan ekstraseluler menurun รจ poliuria รจ dieresis osmotic รจ glikosuria รจ kadar gula darah yang
akan direabsorbsi di tubulus ginjal meningkat รจ filtrasi di tubulus
ginjal meningkat dan hiperosmotik plasma รจ ekstraseluler
hiperglikemia รจ
glukosa tetap disirkulasi รจ gangguan transduksi GLUT 4
mengikat glukosa untuk masuk kedalam sel
รจ
hiperinsulinemia รจ resistensi insulin.
5.
Hubungan
lelah, mudah haus, sering buang air kecil, dan polifagi
Mekanisme
: Melati memiliki nafsu makan yang tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa
asupan glukosa yang didapatnya juga tinggi. Pada keadaan normal hal ini tidak
akan menjadi masalah. Tetapi pada kasus ini terlihat beberapa gejala klinis
yang dialami oleh Melati dan hal itu diduga terjadi akibat adanya gangguan pada
proses pengaturan metabolisme glukosa yang melibatkan insulin. Mungkin karena
sekresinya yang berkurang, kerusakan pada sel yang memproduksinya, ataukarena
reseptornya yang kurang sensitive terhadap pengikatan glukosa.
Pada
kasus ini Melati mengalami dislipidemia yang mengacu pada hiperglikemia. Suatu
keadaan yang hiperglikemia akan mempengaruhi kerja tubulus ginjal mengingat
perannya mereabsorbsi kembali glukosa. Kadar glukosa yang dapat ditoleransi
oleh ginjal hanya mencapai 160-180 mg/dl. Jika lebih dari kadar tersebut maka
akan terjadi glikosuria, glukosa keluar bersama urine. Pengeluaran kadar
glukosa yang tinggi ini membutuhkan air yang cukup banyak. Pada kasus Melati,
kemungkinan terjadi gangguan reseptor insulin untuk mengaktifkan GLUT 4 yang
akan membawa glukosa masuk ke dalam sel. Keadaan ini akan menimbulkan
hiperglikemik pada ECF dan hipoglikemik pada ICF, memaksa tubuh untuk
mempertahankan homeostasis dengan cara pengeluaran urine yang meningkat
(poliuri).
Setelah
terjadi poliuria maka kadar glukosa darah akan
menurun tetapi bersamaan dengan itu, air yang digunakan untuk transport
glukosa juga telah banyak hilang sehingga menyebabkan respon rasa haus pada
hipotalamus hingga akhirnya terjadi polidipsi.
Gangguan
insulin dan reseptornya membuat glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga
proses glikolisis juga terganggu, akhirnya energy yang dihasilkan akan
berkurang dan menyebabkan lemas. Disamping itu sel kekurangan glukosa akan
menyebabkan respon untuk makan banyak.
Penyebab
polifagi : Polifagi timbul karena terjadinya poliuria dan polidipsi, dimana ketika
tubuh tidak sanggup memetabolisme karbohidrat yang kita makan akibat terjadinya
resistensi insulin, tubuh akan kehilangan kalori, sehingga rasa lapar semakin
besar.
Dampak
polyphagia: Nafsu makam yang berlebihan sejak kecil merupakan salah satu factor
penyebab obesitas yang dialami Melati. Pada orang obesitas biasanya terjadi
pembesaran pada sel-sel lemaknya sehingga mempengaruhi reseptor insulin yang
terdapat di sel yang berakibat pada perubahan struktur/bentuk reseptor sehingga
insulin tidak dapat berikatan dengan reseptornya di sel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar