Sabtu, 22 Februari 2014

TROMBOSIT DALAM HEMOSTASIS



BAB I
PENDAHULUAN

A.      TROMBOSIT
Produksi trombosit
Trombosit dihasilkan dari sumsum tulang melalui fragmentasi sitoplasmamegakariosit. Megakariosit berasal dari megakarioblas yang merupakan hasildiferensiasi dari sel induk hemopoietik. Megakariosit mengalami pematangandengan replikasi inti endomitotik, memperbesar volume sitoplasma sejalan dengan penambahan lobus inti menjadi dua kalilipat. Pada berbagai stadium dalam perkembangannya, sitoplasma menjadi granular dan trombosit dilepaskan.
Tiap megakariosit dapat menghasilkan kurang-lebih 4000 trombosit. Rentang waktu sejak diferensiasi sel induk hemopoietik sampai produksi trombosit berkisar selama 10 hari. Pengatur utama produksi trombosit adalah trombopoietin, yang dihasilkan oleh hati dan ginjal. Trombopoietin meningkatkan jumlah dan kecepatan maturasi dari megakariosit. Jumlah trombosit normal adalah sekitar 250.000/mm3(atau sekitar 250x109/L) dengan kisaran antara 150.000 hingga 400.000/mm3. Lama hidup trombosit yang normal adalah sekitar 7 – 10 hari. Maturasi trombosit dimulai dari stemm cell-megakaryoblast-promegakaryosit-megakaryosit-trombosit.

Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbat mekanik selama respon hemostasis normal jika terjadi cedera padavaskular. Jika tidak ada trombosit, dapat terjadi kebocoran darah spontan dari pembuluh darah kecil. Reaksi trombosit berupa adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi serta aktivitas prokoagulannya sangat penting untuk fungsi trombosit tersebut.
 

B.      STRUKTUR TROMBOSIT
Glikoprotein permukaan sangat penting dalam reaksi adhesi dan agregasi trombosit yang merupakan kejadian awal yang mengarah pada pembentukan sumbat trombosit selama hemostasis. Adhesi pada kolagen difasilitasi oleh glikoprotein Ia (GPIa). Glikoprotein Ib (terganggu pada sindrom Benrnad Soulier) IIb / IIIa (terganggu pada trombostenia) penting dalam perlekatan trombosit pada faktor von Willebrand (vWF) dan karenanya juga perlekatan pada subendotel vaskuler. Tempat ikatan untuk IIb / IIIa juga merupakan reseptor untuk fibrinogen yang penting dalam agregasi trombosit-trombosit.
            Membran plasma berinvaginasi ke bagian dalam trombosit untuk membentuk suatu sistem membran (kanalikular) terbuka yang menyediakan permukaan reaktif yang luas tempat protein koagulasi plasma diarbsobsi secara selektif. Fosfolipid membran (yang dulu dikenal sebagai faktor trombosit 3) sangat penting dalam konfersi faktor koagulasi X menjadi Xa dan protrombin (faktor II) menjadi trombin (faktor IIa)
            Dibagian dalam trombosit terdapat kalsium, nukleotida (terutama adenosin difosfat [ADP]), adenosin trifosfat (ATP), dan serotonin yang terkandung dalam granula padat elektron. Granula α  spesifik (lebih sering dijumpai) mengandung antagonis heparin, faktor pertumbuhan yang berasal dari trombosit (platelet-derivetd growth factor, PDGF), β tromboglobulin, fibrinogen, vWF, dan faktor pembekuan lainnya. Granula padat lebih sedikit jumlahnya dan mengandung ADP, ATP, 5-hidroksitriptamin (5-HT), dan kalsium. Organel spesifik lain meliputi lisosom yang mengandung enzim hidrolitik dan peroksisom yang mengandung katalase. Selama reaksi pelepasan tersebut isi granula dikeluarkan dalam sistem kanalikular.


C.      SIFAT TROMBOSIT

a.       Adhesi             : melekat pada permukaan asing
b.      Agregasi          : melekat satu sama lain
c.       Aglutinasi        : menggumpal
d.      Disentrigasi     :mudah pecah/mati

D.       ANTIGEN TROMBOSIT
Beberapa protein permukaan trombosit telah terbukti merupakan antigen penting dalam autoimunitas yang spesifik terhadap trombosit dan disebut sebagai antigen trombosit manusia (human platelet antigen, HPA). Pada sebagian besar kasus terdapat 2 alel berbeda, yang disebut alel a / b, misalnya HPA-1a. Trombosit juga mengekspresikan antigen ABO dan antigen lekosit manusia (human luecocyte antigen, HLA) kelas I, tetapi tidak mengekspresikan HLA kelas II.




BAB II
ISI

A.      PERAN TROMBOSIT DALAM HEMOSTASIS
Trombosit berperan penting dalam kedua proses hemostasis. Trombosit dalam keadaan normal bersirkulasi  ke seluruh tubuh  melalui aliran darah tanpa menempel di sel-sel  endotel vaskuler. Akan tetapi dalam beberapa detik setelah kerusakan suatu pembuluh, trombosit tertarik ke daerah tersebut  sebagai respon terhadap kolagen yang terpajan di lapisan subendotel pembuluh darah yang mengalami kerusakan. Trombosit melekat ke protein (disebut faktor von Willebrand) yang menunjukkan adanya kerusakan permukaan pembuluh darah, dan mengeluarkan beberapa zat kimia vaso aktif, termasuk serotonin dan adenosin diposphat (ADP). Serotonin dan zat kimia lainnya, termasuk ADP, juga menyebabkan trombosit berubahbentuk dan menjadi lengket, dimulai dengan proses pembentukan yang disebut sumbat atau plak trombosit didalam pembuluh darah yang rusak. Trombosit lainnya ditarik ke area luka dan selanjutnya membentuk sumbatan. Tromboksan A2 dihasilkan dari trombosit dan membantu menarik lebih banyak trombosit ke area luka. Fibrinogen adalah suatu protein plasma yang bersikulasi, menghubungkan antara area yang terpajan trombosit, menciptakan suatu jembatan untuk membantu menstabilitasi sumbatan yang terbentuk. Sumbat trombosit tersebut secara efektif menambal daerah yang luka. Jika terjadi defisiensi salah satu faktor yang terlibat dalm proses pembekuan akan menyebabkan perdarahan berlebihan bahkan pada robekan kapiler yang halus sekalipun.


B.      FUNGSI TROMBOSIT
Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbat mekanik selama respon hemostasis normal terhadap cidera vaskuler. Tanpa trombosit, dapat terjadi kebocoran darah spontan melalui pembuluh darah kecil. Reaksi trombosit berupa adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi serta aktifitas prokoagulannya sangat penting untuk fungsinya.
a.      Reaksi adhesi
Setelah cidera pembuluh darah, trombosit melekat pada jaringan ikat subendotel yang terbuka. Mikrofibril subendotel mengikat multimer vWF yang lebih besar, yang berikatan dengan kompleks Ib membran trombosit. Dibawah pengaruh tekanan shear stress, trombosit bergerak di sepanjang permukaan pembuluh darah sampai GPIa-IIa (intregin α2β1) mengikat kolagen dan menghentikan translokasi. Setelah adhesi, trombosit menjadi lebih sferis dan menonjolkan pseudopodia pseudopodia panjang, yang memperkuat interaksi antar trombosit yang berdekatan. Aktivasi trombosit kemudian dicapai melalui glikoprotein IIb / IIIa (integrin αIIb β3) yang mengikat fibrinogen untuk menghasilkan agregasi trombosit. Kompleks reseptor IIb / IIIa juga membentuk tempat pengikatan sekunder dengan vWF yang menyebabkan adhesi lebih lanjut. Faktorvon willebrand (vWF) terlibat dalam adhesi trombosit pada dinding pembuluh darah dan pada trombosit lain (agregasi). vWF juga membawa faktor VIII dan dulu dikenal sebagai antigen yang terkait dengan faktor VIII (VIII-Rag). Faktor ini adalah molekul multimerik besar yang kompleks (berat molekul (BM) 0,8 x 106) yang tersusun atas beberapa rantai subunit yang bervariasi dari dimer (BM 5 x 105) sampai multimer (BM 20 x 106) yang terikat dengan ikatan disulfida. vWF dikode oleh suatu gen pada kromosom 12 dan disintesis oleh sel endotel dan megakariosit. vWF disimpan dalam badan Weibel-Palade pada sel endotel dan dalam granula α yang spesifik untuk trombosit. Pelepasan vWF dari sel endotel terjadi dibawah pengaruh beberapa hormon. Stress dan olahraga atau pemberian infus adrenalin atau desmopresin (1-deamino-8-D-arginin vasopresin, DDAVP) menyebabkan peningkatan yang cukup besar dalam kadar VWF dalam darah.
 
b.       Reaksi pelepasan trombosit
Pemajanan kolagen atau kerja trombin menyebabkan sekresi isi granula trombosit, yang meliputi ADP, serotonin, fibrinogen, enzim lisosom, β-tromboglobulin, dan faktor penetral (faktor trombosit, faktor trombosit 4). Kolagen dan trombin mengaktifkan sintesis prostaglandin trombosit. Terjadi pelepasan diasilgliserol (yang mengaktifkan fosforilasi protein melalui protein kinase C) dan inositoltrifosfat (yang menyebabkan pelepasan ion kalsium intrasel) dari membran, yang menyebabkan pembentukan suatu senyawa yang labil yaitu tromboksan A2, yang menurunkan kadar adenosin monofosfat siklik (cAMP) dalam trombosit serta mencetuskan reaksi pelepasan tromboksan A2 tidak hanya memperkuat agregrasi trombosit, tetapi juga mempunyai aktifitas fasokontriksi yang kuat. Reaksi pelepasan dihambat oleh zat-zat yang meningkatkan kadar cAMP trombosit. Salah satu zat yang berfungsi demikian adalah prostasiklin (PGI2) yang disintesis oleh sel endotel vaskuler. Prostasiklin merupakan inhibitor agregrasi trombosit yang kuat dan mencegah deposisi trombosit pada endotel vaskular normal.


c.       Agregrasi trombosit
ADP dan tromboksan A2 yang dilepaskan menyebabkan makin banyak trombosit yang beragregrasi pada tempat cidera vaskular. ADP menyebabkan trombosit membengkak dan mendorong membran trombosit pada trombosit yang berdekatan melekat satu sama lain. Bersamaan dengan itu, terjadi pelepasan lebih lanjut yang menyebabkan lebih banyak ADP dan tromboksan A2 yang menyebabkan agregrasi trombosit sekunder. Proses umpan balik positif ini menyebabkan terbentuknya masa trombosit yang cukup besar untuk menyumbat daerah kerusakaan endotel.
d.      Aktifitas prokoagulan trombosit
Setelah agregasi trombosit dan pelepasan tersebut, fosfolipid membran yang terpajan (faktor trombosit, platelet faktor III ) tersedia untuk 2 jenis reaksi dalam kaskadekoagulasi. Kedua reaksi yang diperantarai fosfolipid ini bergantung pada ion kalsium. Reaksi pertama (tenase) melibatkan fakor Ixa, VIIIa dan X dalam pembentukan faktor Xa. Reaksi kedua (protrombinase) menghasilkan pembentukan trombin dari interaksi faktor Xa, Va dan protrombin.
e.       Fusi trombosit ireversibel
Konsentrasi ADP yang tinggi, enzim yang dilepaskan selama reaksi pelepasan, dan protein kontraktil trombosit menyebabkan fusi yang ireversibel pada trombosit-trombosit yang beragregasi pada lokasi cedera vaskular. Trombin juga mendorong terjadinya fusi trombosit, dan pembentukan fibrin memperkuat stabilitas sumbat trombosit yang terbentuk.
f.      Faktor pertumbuhan
PDGF yang ditemukan dalam granula spesifik merangsang sel-sel otot polos vaskular untuk memperbanyak diri, dan ini dapat mempercepat penyembuhan vaskular setelah cedera.



DAFTAR PUSTAKA

Sacher, Ronald A. dan Richard A. Mcperson.2004.Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi III. Jakarta : EGC
Corwin, Elizabeth I. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi 3. Jakarta : EGC
Hoffbrand, A, V, dkk. 2012.Kapita Selekta Hematologi. Jakarta :EGC

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laboratorium Parasitologi Representatif

BAB I PENDAHULUAN Parasitologi adalah adalah suatu ilmu cabang biologi yang mempelajari tentang semua organisme parasit. Dalam ...