Sabtu, 22 Februari 2014

Pengambilan Darah Vena (Veni puncture)



BAB I
PENDAHULUAN

Venipuncture merupakan suatu metode untuk mendapatkan sampel darah lebih dari 0,5 mL, pemeriksaan yang memerlukan sampel berupa serum, plasma ataupun wholeblood dari pembulu darah vena guna pemeriksaan hematologi. Venipuncture dibagi menjadi tiga metode yaitu: metode spuit, metode vacum tube dan metode wing needle.
Venipuncture dengan metode spuit yaitu suatu metode pengambilan darah dari pembuluh darah vena dengan menggunakan alat spuit atau semprit dan metode vacuum tube hampir sama dengan metode spuit namun bedanya pada metode ini memiliki tabung penampung khusus yang disebut tabung vacuum. Sedangkan venipuncture wing needle yaitu suatu metode pengambilan darah dari pembuluh darah vena dengan menggunakan alat wing needle.

 



BAB II
PEMBAHASAN

A.   PERSIAPAN PASIEN
Saat pasien datang, lakukan identifikasi data dan pastikan bahwa identitas pasien tersebut sesuai dengan identitas yang tercantum pada formulir pemeriksaan.

A.1.  PADA BAYI
Pada bayi biasnya jika pemeriksaan yang akan dilakukan hanya memerlukan sampel darah yang sedikit maka akan lebih baik dilakukan pengambilan darah kapiler. Karena untuk menghindari terjadinya anemia pada bayi tersebut. Selain itu juga menghindari terjadinya hematoma dan kerusakan pembuluh vena yang diakibatkan karena pembuluh vena pada bayi masih terlalu kecil dan dinding pembuluhnya masih sangat rapuh.
Namun jika banyak pemeriksaan yang akan dilakukan dan membutuhkan sampel darah lebih dari 0,5 ml maka terpakasa dilakukan untuk pengambilan darah pada vena si bayi tersebut. Venipuncture pada bayi harus dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang fatal. Prosedur pengambilan juga akan lebih baik jika menggunakan metode spuit untik menghindari hemolisis pada sampel.
Prosedur venipuncture pada bayi yaitu :
A.1.1.  Pertama bayi diusahakan dalam keadaan tenang dan senyaman mungkin, misalkan bayi dibaringkan pada tempat tidur.
A.1.2.  Kemudian lakukan identifikasi data pada orang tua bayi tersebut untuk memastikan kecocokan data pada formulir pemeriksaan.
A.1.3.  Jelaskan kepada orang tua mengenai pentingnya pengambilan sampel, dimana lokasi pengambilan sampel dan jumlah sampel yang akan diambil serta komplikasi yang mungkin terjadi setelah pengambilan sampel.
A.1.4.  Setelah itu mintalah petugas lain ( asisten ) memeluk bayi atau bisa juga bayi dalam keadaan dibedong tetapi pada bagian yang akan dilakukan tindakan phlebotomy tidak ikut dibedong. Hal tersebut dilakukan untuk menstabilkan gerakan si bayi ketika dilakukan prosedur flebotomi.
A.1.5.  Lakukanlah prosedur flebotomi dengan sangat hati-hati.

A.2.  PADA ANAK
Prosedur flebotomi yang akan digunakan sangat tergantung pada usia dan besar/ kecilnya si anak. Pembuluah darah vena pada kelompok umur ini belum berkembang dengan sempurna. Sampel kapiler harus diambil kecuali dokter secara khusus meminta pengambilan yang perifer. Jika tusukan vena diminta untuk kebutuhan jumlah darah, vena pada tangan lebih berkembang dan lebih mudah di akses daripada daerah antikubiti. Pengambilan melalui vena harus dilakukan dengan jarum yang kecil atau wing needle. Asisten dibutuhkan untuk menstabilitasi lengan atau tangan anak-anak.
Untuk anak yang lebih besar dengan vena juga sudah relative besar dan mudah terlihat, prosedurnya sama dengan tusukan vena pada orang dewasa.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam venipuncture pada anak yaitu :
a.       Persiapan diri Flebotomis
Perlu kesiapan khusus karena pasien yang akan dihadapi belum tentu kooperatif.
b.      Mempersiapkan anak dan orang tua
Salah satu poin penting adalah meyakinkan orang tuanya bahwa tindakan yang akan dilakukan benar-benar diperlukan dalam rangka diagnostic dan terapi yang tepat.

Prosedur Flebotami pada anak :
1.   Lakukan identifikasi data pada orang tua anak tersebut untuk memastikan kecocokan data pada formulir pemeriksaan.
2.  Jelaskan secara sederhana teknik yang akan digunakan kepada orangtua anak tersebut. Bila perlu dijelaskan bahwa kemungkinan ditusuk bisah lebih dari satu kali karena pembuluh darahnya masih halus/ kecil.
3. Usahakan posisi anak senyaman mungkin, misalkan didudukan di kursi khusus yang memiliki sandaran punggung dan sandaran tangan, atau bisa juga ditidurkan di tempat tidur agar lebih rileks.
4.  Sembunyikan jarum suntik yang akan digunakan dari pandangan si anak agar anak tidak merasa takut.

A.3.PADA DEWASA
Pada umumnya pendekatan terhadap pasien dewasa lebih mudah dibandingkan pada pasien anak. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah, usahakan pasien senyaman mungkin.
1. Pertama lakukan pemberitahuan informasi tentang pentingnya penganbilan, dimana lokasi pengambilan sampel dan jumlah sampel yang akan diambil serta komplikasi yang mungkin terjadi setelah pengambilan sampel.
2.   Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
3. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
4.   Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
5.   Minta pasien mengepalkan tangan.



B.   FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL
B.1. Waktu pemeriksaan sampel
Perlu diperhatikan saat pemeriksaan sampel, jika sampel langsung diperiksa setelah pengambilan sampel, maka tidak akan terjadi masalah. Akan tetapi jika pemeriksaan yang dilakukan pada sampel harus ditunda maka penggunaan antikoagulan sangat diperlukan untuk mengurangi kesalahan pada saat pemeriksaan yang diakibatkan oleh kerusakan dari komponen darah itu sendiri.

B.2.  Pasien Postur
Ada sedikit fakta bahwa postur pasien dapat mempengaruhi nilai laboratorium yang diperoleh dari tes tertentu. Ada perbedaan dicatat dalam nilai-nilai laboratorium pada pasien yang telah berada dalam posisi berbaring atau telentang sebagai lawan mereka yang telah berdiri atau rawat jalan untuk jangka waktu yang lama. Perbedaan nilai-nilai laboratorium telah dikaitkan dengan pergeseran dalam cairan tubuh. Cairan cenderung untuk tinggal di kompartemen vaskular (pembuluh darah) saat pasien berbaring atau terlentang. Hal ini cenderung untuk mencairkan darah. Ada pergeseran cairan ke ruang interstitial saat berdiri atau ambulation. Tes laboratorium yang paling terpengaruh oleh fenomena ini adalah protein (enzim, albumin, globulin) dan protein-bound zat-zat seperti trigliserida, kolesterol, kalsium, dan zat besi.
Misalnya, ALT (SGPT) telah dikenal untuk meningkatkan sampai 14% ketika pasien pergi dari telentang ke posisi tegak. Pasien yang mengalami salah satu tes di atas dilakukan, harus diberitahu untuk menghindari berkepanjangan berdiri sebelum venipuncture tersebut. Dibutuhkan sekitar 20 sampai 30 menit untuk menyamakan perpindahan cairan akibat perubahan posisi.


B.3.  Jenis Sampel
Jenis sampel darah yang diperlukan sangat penting. Jenis darah tergantung pada tes memerintahkan. Berbagai jenis sampel darah termasuk darah utuh, Plasma, Serum, Darah vena, kapiler, atau Darah Arteri.
Dalam kebanyakan tes laboratorium umum, darah vena digunakan. Laboratorium kemudian akan mengekstrak serum atau plasma, tergantung pada pengujian yang akan dilakukan. Darah vena adalah indikator yang baik dari kondisi fisiologis seluruh tubuh. Hal ini juga relatif mudah diperoleh. Oleh karena itu, darah vena yang paling sering digunakan untuk pengujian.

B.4.  Pemasangan turniket (tali pembendung)
Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total).

B.5.  Obat-obatan yang dikonsumsi pasien
Saat ini, banyak agen farmakologis yang digunakan untuk mengobati kondisi penyakit dan untuk profilaksis. Perawat harus menyadari dan informasi tentang interaksi obat dan efek mereka pada tes laboratorium dan tes diagnostik. Sebagai contoh, beberapa kontrasepsi oral meningkatkan nilai dari besi, transferin, trigliserida, dan ceruloplasm. Obat beracun ke hati atau ginjal, dapat menyebabkan peningkatan tes fungsi organ (tes fungsi hati, dll) Ada begitu banyak obat yang digunakan saat ini, Anda harus memiliki referensi yang tersedia untuk digunakan ketika pasien Anda akan diberikan sensitif tes atau prosedur diagnostik


B.6.  Diet pasien
Biasanya tidak ada persyaratan diet khusus untuk sebagian besar "rutin" tes laboratorium atau prosedur. Namun, setiap perawat harus menyadari tes yang memerlukan pembatasan makanan khusus. Beberapa tes perlu berpuasa sebelum tes. Pastikan Anda menginformasikan pasien Anda secara lisan dan tertulis. Pastikan bahwa staf diberitahu tentang pembatasan makanan. Bukan rahasia bahwa banyak tes dan prosedur harus dibatalkan pada menit terakhir karena pasien makan beberapa makanan. Pastikan untuk menandai grafik pasien, daftar diet, dan menempatkan tanda-tanda di kamar mereka. Banyak rumah sakit memiliki prosedur khusus yang harus diikuti untuk NPO. Pastikan untuk mengikuti prosedur ini dan menindaklanjuti menjaga mereka NPO, jika diperlukan untuk pengujian atau prosedur. Juga ingat bahwa beberapa tes / prosedur mungkin mengharuskan pasien mengkonsumsi makanan ringan, makanan cair, atau diet khusus lainnya.

B.7.  Jumlah sampel
Jumlah sampel yang dibutuhkan tergantung pada banyak faktor. Lab masing-masing berbeda dalam jumlah darah atau cairan tubuh lainnya atau jaringan yang diperlukan untuk melakukan analisis. Secara umum, jika darah dijalankan dengan menggunakan alat analisis otomatis modern, jumlah darah mungkin 10 ml atau kurang untuk setiap tes. Jika tes dijalankan secara individual, atau jika tes rumit, jumlah yang lebih besar darah mungkin diperlukan.

B.8.  Penusukan
Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
Tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma.
Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.

C.   ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan phlebotomy metode venipuncture antara lain :
1.      APD ( Alat Pelindung Diri ) yang lengkap, ini sangat penting terutama bagi seorang phlebotomyst
1.    Tourniquet
a.    Tali karet (latex strap)
b.    Seraket
c.    Velcro-closure
d.   Menset tensimeter
2.    Jarum
a.    Steril dan sekali pakai (19-23 gauge)
b.    Ukuran jarum menunjukkan diameter lumennya
c.    Ukuran yang besar menunjukkan diameter lumen yang kecil dan sebaliknya.
3.    System tabung vakum
a.    Jarum khusus (20-22 gauge) steril
b.    Holder/adapter
c.    Tabung vakum (2-15ml)
1)   Sterildan nonsteril
2)   Tanpa zat tambahan
·      Antikoagulan
EDTA, heparin, Na-citrat, K, NH4-oksalat
·      Antiglikolitik
Na-Fluorida, Asam Iodo-asetat
·      Activator bekuan darah (chlot activator)
Partikel silica
·      Thixotropic gel separator
Jenis tabung ditandai dengan tutup berwarna

3)   Jenis tabung ditandai dengan warna tutup tutup yang berbeda-beda sesuai kegunaannya.
4.    System semprit (syringe)
a.    Terbuat dari plastic atau gelas 2-10ml
b.    Steril dan sekali pakai
c.    Ukuran jarum 21-23 gauge, 18 gauge untuk memindahkan darah ke tabung
d.   Panjang jarum 1-1,5inch
e.    Terdiri dari barrel (penampung) dan plunger (penghisap)
5.    System wing needle (Butterfly)
a.    Jarum stainless steel 1,5-0,7inch
b.    Selang/tubing 5-12inch
c.    Dapat dihubungkan dengan tabung vakum atau semprit (dengan adaptor khusus).
Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium klinik adalah sebagai berikut :
  • Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test)
  • Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi
  • Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.
  • Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)
  • Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)
  • Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.
  • Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam, umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi.
  • Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
  • Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED (ESR).
  • Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan imunohematologi.
  • Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan molekuler/PCR dan bDNA.
  • Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi - aerob, anaerob dan jamur.
Ruangan khusus yang memadai untuk tindak phlebotomy
Dalam ruangan ini harus memiliki fentilasi yang baik, berisi kursi khusus flebotomi yaitu kursi yang memiliki sandaran punggung dan sandaran tangan. Ada tempat tidur untuk menidurkan pasien bayi dan anak-anak.


D.   LOKASI PENUSUKAN
D.1.  Lokasi yang diperbolehkan
Pada orang dewasa, cari 3 vena yang paling mudah ditemukan di daerah antikubiti dengan cara melihat atau dengan cara palpasi. Vena mediana, vena cubiti mediana, dan vena cephalica mediana, secara tipikal berada ditengah daerah antikubiti. Vena cephalica berada di lateral dan vena basilica berada di medial. Pada bayi dapat diambil pada vena jugularis interna dan sinus sagitaris superior.

Pemilihan vena berdasarkan beberapa alasan, yaitu :
1.      Dekat pada permukaan kulit
Vena mediana paling dekat dengan permukaan kulit,sehingga mudah diakses.
2.      Tidak bergerak
Vena mediana merupakan vena yang paling tidakbergerak ketika jarum menusuk sehingga tusukan dapat berhasil dengan sukses.
3.      Aman
Tusukan pada vena mediana kurang beresiko
4.      Nyaman
Vena mediana tidak terlalu membuat rasa tidak nyaman saat ditusuk

Beberapa tempat alternative selain daerah antekubiti adalah bagian dorsal tangan, bagian lateral pergelangan tangan,kaki, dan tumit ( dengan ijin dokter ), vena kulit kepala ( neonates ) , dan alteri Femoralis ( hanya oleh dokter ).

D.2.  Lokasi yang tidak diperbolehkan
Pada mayoritas pasien, pengambilan specimen pada daerah antekubiti tidak memungkinkan untuk beberapa sebab, antara lain :
1.      Kegagalan saat menentukan vena yang dicari
2.      Infus terpasang distal daerah antekubiti (Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah menjadi lebih encer dan meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu)
3.      Daerah antikubiti memar berlebihan akibat prosedur tusukan yang sebelumnya (hematoma)
4.      Adanya odem pada daerah antikubiti
5.      Luka parut yang berlebihan
6.      Kondisi kulit seperti ruam, infeksi, luka baker
7.      Mastektomi
8.      Daerah dimana darah sedang ditransfusikan


E.   WAKTU PENGAMBILAN SAMPEL
Biasanya untuk pemeriksaan hematologi rutin sampel pada umumnya sampel dapat diambil pada pagi hari, sebab pada pagi hari pasien belum terlalu banyak melakukan aktivitas dan belum terlalu capek, sehingga belum terjadi banyak metabolisme dalam tubuh, namun ada beberapa pemeriksaan yang harus diperhatikan, misalnya :

1.      Spesimen untuk kultur kuman diambil sebelum pemberian antibiotik
2.      Spesimen untuk malaria diambil pada waktu demam
Spesimen untuk mikrofilaria diambil pada tengah malam
3.      Spesimen darah untuk pemeriksaan profil besi diambil pada pagi hari dan setelah puasa 10-12 jam

 
DAFTAR PUSTAKA
                                                                                                 

2.       Gandasoebrata, R. Penuntun Laboratorium Rakyat. Dian Rakyat.Bandung. 1992. Hal: 7-11
3.      Patelki kaltim. Kompetensi Profsional Flebotomi. [serial on internet] 6Juni 2010 [cited 21 Maret 2010]. Pageavailable:http//patelkikaltim.blogspot.com/2010/06/kompetensi-profesional-flebotomi.html
4.       Arief, Mansyur. Teknik Flebotomi dan Antikoagulan. [serial on internet][cited 20 Maret 2010]. Page available:http://www.scribd.com/doc/49519130/Dr-Mansyur-Teknik-Flebotomi-1
5.       Pengertian Flebotomi. [serial on internet] 18 Juni 2009 [cited 21 Maret2010]. Page available:http://teklabkes.blogspot.com/2009/07/pengertian-flebotomi-html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laboratorium Parasitologi Representatif

BAB I PENDAHULUAN Parasitologi adalah adalah suatu ilmu cabang biologi yang mempelajari tentang semua organisme parasit. Dalam ...