Pengertian Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah
keadaan dimana kedua ginjal tidak bisa menjalankan fungsinya.
Gagal ginjal dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu :
1.
Gagal
Ginjal Kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan
fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif yang akhirnya akan
mencapai gagal ginjal terminal.
2.
Gagal
Ginjal Akut (GGA) adalah suatu sindrom akibat kerusakan metabolik atau
patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang mendadak
dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu dengan atau tanpa oliguria
sehingga mengakibatkan hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan
homeotasis tubuh.
Anatomi Ginjal
Ginjal adalah organ
ekskresi yang berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan internal
dengan jalan menjaga komposisi cairan tubuh/ekstraselular. Ginjal merupakan dua
buah organ berbentuk seperti kacang polong, berwarna merah kebiruan.
Ginjal terletak
pada dinding posterior abdomen., terutama di daerah lumbal disebelah kanan dan
kiri tulang belakang, dibungkus oleh lapisan lemak yang tebal di belakang
peritoneum atau di luar rongga peritoneum. Ketinggian ginjal dapat diperkirakan
dari belakang dimulai dari ketinggian vertebra torakalis sampai vertebra lumbalis
ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri karena letak hati yang
menduduki ruang lebih banyak di sebelah kanan. Masing-masing
ginjal memiliki panjang 11,25 cm, lebar 5-7 cm dan tebal 2,5 cm.. Berat ginjal
pada pria dewasa 150-170 gram dan wanita dewasa 115-155 gram.
Ginjal ditutupi
oleh kapsul tunika fibrosa yang kuat, apabila kapsul di buka terlihat permukaan
ginjal yang licin dengan warna merah tua.
Ginjal terdiri dari bagian dalam, medula,
dan bagian luar, korteks.
a.
Bagian
dalam (interna) medula. Substansia medularis terdiri dari piramid renalis yang
jumlahnya antara 8-16 buah yang mempunyai basis sepanjang ginjal, sedangkan
apeksnya menghadap ke sinus renalis.
Mengandung bagian tubulus yang lurus, ansa
henle, vasa rekta dan duktus koligens terminal.
b.
Bagian
luar (eksternal) korteks. Subtansia kortekalis berwarna coklat merah, konsistensi
lunak dan bergranula. Substansia ini tepat dibawah tunika fibrosa, melengkung
sepanjang basis piramid yang berdekatan dengan sinus renalis, dan bagian dalam
di antara piramid dinamakan kolumna renalis. Mengandung glomerulus, tubulus
proksimal dan distal yang berkelok-kelok dan duktus koligens.
Struktur halus
ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan
fungsional ginjal. Kedua
ginjal bersama-sama mengandung kira-kira 2.400.000
nefron. Setiap nefron bisa membentuk urin
sendiri. Karena itu fungsi dari satu nefron dapat menerangkan fungsi dari
ginjal.
Nefron terdiri dari
bagian-bagian berikut :
a.
Glomerulus. Bagian ini merupakan gulungan atau
anyaman kapiler yang terletak di dalam kapsul Bowman dan menerima darah
arteriolaferen dan meneruskan darah ke sistem vena melalui arteriol eferen.
Glomerulus berdiameter 200μm, mempunyai dua lapisan Bowman dan mempunyai dua lapisan
selular yang memisahkan darah dari dalam kapiler glomerulus dan filtrat dalam
kapsula Bowman.
b.
Tubulus
proksimal konvulta.
Tubulus ginjal yang langsung berhubungan dengan kapsula Bowman dengan panjang
15 mm dan diameter 55μm.
c.
Gelung
henle (ansa henle). Bentuknya
lurus dan tebal diteruskan ke segmen tipis, selanjutnya ke segmen tebal
panjangnya 12 mm, total panjang ansa henle 2-14 mm.
d.
Tubulus
distal konvulta.
Bagian ini adalah bagian tubulus ginjal yang berkelokkelok dan letaknya jauh
dari kapsula Bowman, panjangnya 5 mm. Tubulus distal dari masing-masing nefron
bermuara ke duktus koligens yang panjangnya 20 mm.
e.
Duktus
koligen medula. Ini
saluran yang secara metabolik tidak aktif. Pengaturan secara halus dari
ekskresi natrium urine terjadi di sini. Duktus ini memiliki kemampuan
mereabsorbsi dan mensekresi kalsium.
Gambar 2.1 Anatomi Ginjal
Fungsi Ginjal
Fungsi ginjal secara keseluruhan di bagi
dalam dua golongan yaitu :4
1.
Fungsi
ekskresi
a. Mengekskresi sisa metabolisme protein,
yaitu ureum, kalium, fosfat, sulfat anorganik, dan asam urat.
b. Mengatur keseimbangan cairan dan
elektrolit.
c. Menjaga keseimbangan asam dan basa.
2.
Fungsi Endokrin
a. Partisipasi dalam eritropoesis.
Menghasilkan eritropoetin
yang berperan dalam pembentukan sel darah
merah.
b. Menghasilan renin yang berperan penting
dalam pengaturan tekanan darah.
c. Merubah vitamin D menjadi metabolit yang
aktif yang membantu penyerapan kalsium.
d. Memproduksi hormon prostaglandin, yang
mempengaruhi pengaturan garam dan air serta mempengaruhi tekanan vaskuler.
Determinan GGA
GGA adalah suatu
penyakit tidak menular yang merupakan suatu sindrom
klinis yang ditandai dengan penurunan
mendadak (dalam beberapa jam sampai
beberapa hari) laju filtrasi glomerulus
(LFG), disertai sisa metabolisme (ureum dan kreatinin). GGA merupakan suatu
sindrom klinis oleh karena dapat disebabkan oleh berbagai keadaan dengan
patofisiologi yang berbeda-beda.
1.
Umur
dan jenis kelamin
2.
Pekerjaan
Orang-orang yang pekerjaannya berhubungan
dengan bahan-bahan kimia
akan
dapat mempengaruhi kesehatan ginjal. Bahan-bahan kimia yang berbahaya jika terpapar
dan masuk kedalam tubuh dapat menyebabkan penyakit ginjal. Misalnya pada
pekerja di pabrik atau industri.
3.
Perilaku
minum
Air merupakan cairan yang sangat penting di
dalam tubuh. Lebih kurang 68% berat tubuh terdiri dari air. Minum air putih
dalam jumlah cukup setiap hari adalah cara perawatan tubuh terbaik. Air ini
sebagai simpanan cairan dalam tubuh. Sebab bila tubuh tidak menerima air dalam
jumlah yang cukup tubuh akan mengalami dehidrasi. Di mulai dengan simpanan air
tubuh yang mengalami penurunan yang mengakibatkan gangguan kesehatan. Organ-organ
tubuh yang vital juga sangat peka terhadap kekurangan air, salah satunya adalah
ginjal. Ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik bila tidak cukup air.
Pada proses penyaringan zat-zat racun,
ginjal melakukannya lebih dari 15 kali setiap jam, hal ini membutuhkan jumlah
air yang banyak sebelum diedarkan ke dalam darah. Bila tidak cukup cairan atau
kurang minum, ginjal tidak dapat bekerja dengan sempurna maka bahan-bahan yang
beredar dalam tubuh tidak dapat dikeluarkan dengan baik sehingga dapat
menimbulkan keracunan darah dan menyebabkan penyakit ginjal.
4.
Riwayat
penyakit sebelumnya.
Beberapa penyakit
yang dapat menyebabkan penyakit GGA, yaitu :
a.
Penyebab
penyakit GGA Prarenal, yaitu : Hipovolemia, Vasodilatasi sistemik, Penurunan
curah jantung/kegagalan pompa jantung.
b.
Penyebab
penyakit GGA renal, yaitu : Kelainan glomerulus, Penyakit kompleks autoimun, Hipertensi
maligna, Kelainan tubulus.
c.
Penyebab
penyakit GGA postrenal, yaitu : Obstruksi intra renal, Obstruksi ekstra renal,
Klasifikasi GGA
Klasifikasi GGA dapat dibagi dalam tiga
katagori utama, yaitu :
1.
GGA
Prarenal
GGA Prarenal adalah terjadinya penurunan
aliran darah ginjal (renal
hypoperfusion) yang
mengakibatkan penurunan tekanan filtrasi glomerulus dan kemudian diikuti oleh
penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG).
Keadaan ini umumnya ringan yang dengan
cepat dapat reversibel apabila perfusi ginjal segera diperbaiki. Pada GGA
prarenal aliran darah ginjal walaupun berkurang masih dapat memberikan oksigen
dan substrat metabolik yang cukup kepada sel-sel tubulus. Apabila hipoperfusi
ginjal tidak segera diperbaiki, akan mengakibatkan NTA. GGA prarenal merupakan
kelainan fungsional, tanpa adanya kelainan histologik atau morfologi pada
nefron.
2. GGA Renal
GGA renal yaitu kelainan yang berasal dari
dalam ginjal dan yang secara tibatiba menurunkan pengeluaran urin. Katagori GGA
ini selanjutnya dapat dibagi menjadi :
a.
Keadaan
yang mencederai kapiler glomerulus atau pembuluh darah kecil ginjal lainnya
b.
Keadaan
yang merusak epitel tubulus ginjal,
c.
Keadaan
yang menyebabkan kerusakan interstisium ginjal.
Tubulus ginjal merupakan tempat utama
penggunaan energi pada ginjal, yang mudah mengalami kerusakan bila terjadi
iskemia atau oleh obat nefrotoksik, oleh karena itu kelainan tubulus yang
disebut Nekrosis Tubular Akut (NTA) merupakan penyebab terbanyak GGA renal.
3. GGA Postrenal
GGA postrenal adalah suatu keadaan dimana
pembentukan urin cukup, namun alirannya dalam saluran kemih terhambat. Penyebab
tersering adalah obstruksi. Obstruksi aliran urin ini akan mengakibatkan
kegagalan filtrasi glomerulus dan transpor tubulus sehingga dapat mengakibatkan
kerusakan yang permanen, tergantung berat dan lamanya obstruksi.
Gambar
2.2 Klasifikasi GGA
Perjalanan Klinis GGA
Perjalanan klinis GGA di bagi menjadi 3
stadium, yaitu :
1. Stadium Oliguria
Stadium oliguria biasanya timbul dalam
waktu 24 sampai 48 jam sesudah terjadinya trauma pada ginjal. Produksi urin
normal adalah 1-2 liter/24jam. Pada fase ini pertama-tama terjadi penurunan
produksi urin sampai kurang dari 400cc/24 jam. Tidak jarang produksi urin
sampai kurang dari 100cc/24 jam, keadaan ini disebut dengan anuria. Pada fase
ini penderita mulai memperlihatkan keluhan-keluhan yang diakibatkan oleh
penumpukan air dan metabolit-metabolit yang seharusnya diekskresikan oleh
tubuh, seperti mual, muntah, lemah, sakit kepala, kejang dan lain sebagainya.
Perubahan pada urin menjadi semakin kompleks, yaitu penurunan kadar urea dan
kreatinin. Di dalam plasma terjadi perubahan biokimiawi berupa peningkatan
konsentrasi serum urea, kreatinin, elektrolit (terutama K dan Na).
2. Stadium Diuresis
Stadium diuresis dimulai bila pengeluran
kemih meningkat sampai lebih dari 400 ml/hari, kadang-kadang dapat mencapai 4
liter/24 jam. Stadium ini berlangsung 2 sampai 3 minggu. Volume kemih yang
tinggi pada stadium ini diakibatkan karena tingginya konsentrasi serum urea,
dan juga disebabkan karena masih belum pulihnya kemampuan tubulus yang sedang
dalam masa penyembuhan untuk mempertahankan garam dan air yang difiltrasi.
Selama stadium dini diuresi, kadar urea darah dapat terus meningkat, terutama
karena bersihan urea tak dapat mengimbangi produksi urea endogen. Tetapi dengan
berlanjutnya diuresis, azotemia sedikit demi sedikit menghilang, dan pasien
mengalami kemajuan klinis yang benar.
3.
Stadium
Penyembuhan
Stadium penyembuhan GGA berlangsung sampai
satu tahun, dan selama masa itu, produksi urin perlahan–lahan kembali normal
dan fungsi ginjal membaik secara bertahap, anemia dan kemampuan pemekatan
ginjal sedikit demi sedikit membaik, tetapi pada beberapa pasien tetap
menderita penurunan glomerular filtration rate (GFR) yang permanen.
Gejala-Gejala GGA
Gejala klinis yang
terjadi pada penderita GGA, yaitu :
a.
Penderita
tampak sangat menderita dan letargi disertai mual, muntah,anemia), dan
hipertensi.
b.
Nokturia
(buang air kecil di malam hari).
c.
Pembengkakan
tungkai, kaki atau pergelangan kaki. Pembengkakan yang menyeluruh (karena
terjadi penimbunan cairan).
d.
Berkurangnya
rasa, terutama di tangan atau kaki.
e.
Tremor
tangan.
f.
Kulit
dari membran mukosa kering akibat dehidrasi.
g.
Nafas
mungkin berbau urin (foto uremik), dan kadang-kadang dapat dijumpai adanya
pneumonia uremik.
h.
Manisfestasi
sistem saraf (lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan kejang).
i.
Perubahan
pengeluaran produksi urine (sedikit, dapat mengandung darah, berat jenis
sedikit rendah, yaitu 1.010 gr/ml)
j.
Peningkatan
konsentrasi serum urea (tetap), kadar kreatinin, dan laju endap darah (LED)
tergantung katabolisme (pemecahan protein), perfusi renal, serta asupan
protein, serum kreatinin meningkat pada kerusakan glomerulus.
k.
Pada
kasus yang datang terlambat gejala komplikasi GGA ditemukan lebih menonjol
yaitu gejala kelebihan cairan berupa gagal jantung kongestif, edema paru,
perdarahan gastrointestinal berupa hematemesis, kejang-kejang dan kesadaran
menurun sampai koma.
Sumber ; http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16621/4/Chapter%20II.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar